Jumat, 21 Mei 2010

curahan hati

#Ku tak ingin memilih
bahagia,,,,
Karena ku takut kalau-kalau
dibalik bahagia itu
akan ada penderitaan
yang sangat menyakitkan
Tapi,
Ku akan memilih menderita
Karena ku yakin di balik penderitaan
akan ada sesuatu yang membhagiakan
hati ini,.,.,


# Kadang hati ini merasa
sedih, bingung, galau,
tidak karuan, marah, sepi,
tiada tara...
tak tahu kemana hati ini akan ku lampiaskan.,.,
tapi,
ku tersadar...
bahwa kepada-Nya lah
ku bisa mengadu


# Ternyata berpikir, mengira, menduga
sesuatu tidaklah
boleh melebihi apapun
Sebelum yang di atas memperbolehkan..
sebab kalau kita mendahului
kehendak-Nya
maka hati kita lah yang
akan pertama kali
merasa sakit...

beternak ayam kampung

BETERNAK AYAM KAMPUNG
DI DESA TUMBAL
KECAMATAN COMAL

KARYA TULIS

Disusun untuk Melengkapi Persyaratan Mengikuti
Ujian Nasional dan Ujian Sekolah
SMA Negeri 1 Pemalang
Tahun Pelajaran 2008/2009



oleh
Lela Iman Ningrum
NIS 16799


PROGRAM STUDI ILMU ALAM (PSIA_4)
SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 1
Jalan Jenderal Gatot Subroto, Telepon (0284) 321437
PEMALANG
2008

MOTTO


Shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya milik Allah, Tuhan Semesta Alam.
(Doa Iftitah)

Masa depan bukannya di depan kita, melainkan sudah terjadi.
(Philip Koetler)

Sebelum meminta bantuan orang lain untuk melakukan sesuatu, cobalah untuk mengerjakannya terlebih dahulu.
(Penulis)




PERSEMBAHAN


Karya tulis ini kupersembahkan untuk:
1. Ayah dan ibu tercinta.
2. Ibu Dra. Rishi Mardiningsih,M.Pd selaku Kepala SMA Negeri 1 Pemalang.
3. Bapak dan Ibu guru SMA Negeri 1 Pemalang.
4. Kakak-kakakku tersayang.
5. Teman-temanku di SMA Negeri 1 Pemalang
6. Teman-temanku di kos.
7. Para pembaca yang budiman.


PERSETUJUAN


Karya Tulis yang berjudul Beternak Ayam Kampung di Desa Tumbal Kecamatan Comal telah disetujui oleh pembimbing pada
hari :
tanggal :







Pembimbing I, Pembimbing II,




F.X. Teguh Djoko Aminarso, S.Pd Rina Pradiyanti, S.Pd.
NIP 130905820 NIP 500150260




PENGESAHAN


Karya Tulis yang berjudul Beternak Ayam Kampung di Desa Tumbal Kecamatan Comal ini telah disahkan oleh pengesah pada
hari :
tanggal :


Mengesahkan
Kepala SMA Negeri 1 Pemalang,


Dra. Rishi Mardinigsih, M.Pd.
NIP 131413239



KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah s.w.t. yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga karya tulis ini dapat tersusun dengan baik.
Karya tulis ini disusun untuk melengkapi persyaratan mengikuti Ujian Nasional dan Ujian Sekolah SMA Negeri 1 Pemalang tahun pelajaran 2008/2009.
Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis telah banyak memdapatkan bimbingan, motivasi, dan pengarahan dari banyak pihak. Maka dari itu atas tersusunnya karya tulis ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dra. Rishi Mardiningsih, M.Pd., Kepala SMA Negeri 1 Pemalang,
2. Bapak F.X.Teguh Djoko Aminarso,S.Pd., selaku Pembimbing I,
3. Ibu Rina Pradiyanti,S.Pd., selaku Pembimbing II,
4. Ibu dan ayah saya yang selalu mendoakan saya,
5. Kakak-kakakku terima kasih atas nasehatnya,
6. Teman-teman di SMA Negeri 1 Pemalang yang selalu memberikan masukan.
7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan karya tulis ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang positif dalam penyempurnaan karya tulis ini.
Akhirnya penulis mengharapkan mudah-mudahan karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita bersama.



Pemalang, 21 Agustus 2008



Penulis




DAFTAR ISI


Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN MOTTO
HALAMAN PERSEMBAHAN
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 1
D. Metode Penulisan 2
E. Manfaat Penulisan 2
F. Sistematika Penulisan 2

BAB II MENGENAL LEBIH DEKAT AYAM KAMPUNG 4
A. Ciri-ciri Umum Ayam Kampung 4
B. Kelebihan Ayam Kampung 4
C. Komposisi dan Nilai Gizi dari Telur dan Daging
Ayam Kampung 4

BAB III SYARAT-SYARAT PEMELIHARAAN AYAM
KAMPUNG 6
A. Kandang 6
B. Pakan 9

BAB IV PENETASAN TELUR AYAM KAMPUNG 11
A. Seleksi Telur Ayam Kampung 11
B. Penetasan Telur 11

BAB V KENDALA BETENAK AYAM KAMPUNG 14


BAB VI PENUTUP 15
A. Simpulan 15
B. Saran 15


DAFTAR PUSTAKA 16
LAMPIRAN 17


BAB 1
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
Ayam bukan ras atau ayam lokal adalah jenis ayam asli Indonesia, masih alami, dan belum banyak mengalami perbaikan mutu genetic. Ayam bukan ras (buras) atau ayam lokal lebih dikenal masyarakat dengan nama ayam kampung.
Ayam kampung mempunyai banyak kelebihan dibandingkan dengan ayam ras. Kelebihan tersebut baik dilihat dari nilai gizi yang terkandung dalam daging dan telur ayam maupun cara pemeliharaannya.
Dulu beternak ayam kampung merupakan mata pencaharian yang banyak dilakukan oleh orang desa. Tetapi sekarang beternak ayam kampung mulai ditinggalkan karena zaman sudah modern. Beternak ayam kampung sekarang merupakan mata pencaharian tambahan atau sampingan.
Walaupun zaman sudah modern, ayam kampung masih banyak dibutuhkan masyarakat. Oleh karena itu, beternak ayam kampung perlu dikembangkan atau dilestarikan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkam latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa kelebihan ayam kampung ?
2. Apa saja syarat-syarat pemeliharaan ayam kampung ?
3. Bagaimana cara menetaskan telur ayam kampung ?
4. Apa kendala beternak ayam kampung ?

C. Tujuan Penulisan
Mengacu pada rumusan masalah di atas dapat dikemukakan tujuan penulisan sebagai berikut:
1. Menjelaskan kelebihan ayam kampung.
2. Menjelaskan syarat-syarat pemeliharaan ayam kampung.
3. Menguraikan cara menetaskan telur ayam kampung.
4. Menjelaskan kendala beternak ayam kampung.

D. Metode Pengumpulan Data
Dalam menyusun karuya tulis ini penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:
1. Metode Observasi
Yaitu metode pengupulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan langsung pada objek yaitu di peternakan ayam kampung milik Bapak H. Rusmadi di desa Tumbal Kecamatan Comal.
2. Metode Kepustakaan
Yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara membaca, memcatat, dan mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan penyusunan karya tulis ini.
3. Metode Wawancara
Yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab dengan narasumber yaitu Bapak H. Rusmadi.

E. Manfaat Penulisan
Karya tulis ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuhan bagi pembaca untuk:
1. Menambah pengetahuan tentang memelihara ayam kampung.
2. Pedoman beternak ayam kampung.

F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan para pembaca mengetahui isi karya tulis ini serta memahami pokok-pokok bacaan yang akan diulas, maka penulis menyajikan sistematikanya sebagai berikut:
Bab I, Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode pengumpulan data, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan.
Bab II, Mengenal Lebih Dekat Ayam Kampung
Bab ini menjelaskan cirri-ciri umum ayam kampung, kelebihan ayam kampung serta komposisi dan nilai gizi dari telur dan daging ayam kampung.
Bab III, Syarat-Syarat Pemeliharaan Ayam Kampung
Bab ini menjelaskan keadaan lingkungan yang cocok untuk memelihara ayam kampung, macam-macam kandang yang digunakan dan perlengkapannya serta pakan ayam yang baik.
Bab IV, Penetasan Telur Ayam Kampung
Bab ini menjelaskan cara menetaskan telur ayam kampung.
Bab V, Kendala Beternak Ayam Kampung
Bab ini menjelaskan kendala-kendala yang dihadapi peternak ayam kampung.
Bab VI, Penutup
` Bab ini merupakan bagian akhir dari karya tulis ini yang berisi simpulan serta saran-saran dari penulis.





BAB II
MENGENAL LEBIH DEKAT AYAM KAMPUNG


A. Ciri-Ciri Umum Ayam Kampung
Ayam bukan ras (buras) atau ayam kampung merupakan keturunan dari satu spesies Gallus gallus. Ayam kampung dengan ayam ras sulit untuk dibedakan, tetapi biasanya ayam kampung dipelihara oleh masyarakat desa dan ayam kampung sering berkeliaraan untuk mencari makan.
Ciri-ciri ayam kampung diantaranya tubuh lebih kecil (pendek) daripada ayam ras, dagingnya lebih lezat, telurnya lebih berkhasiat (dapat untuk jamu), warna bulu lebih beragam, ayam betina mempunyai sifat mengerami telurnya, ayam jantan mempuyai postur tubuh lebih besar daripada ayam betina dan berkokok, sering berkeliaraan kemana-mana, dan makan apa saja.

B. Kelebihan Ayam Kampung
Ayam kampung mempunyai beberapa kelebihan yaitu:
1. Sebagai sumber penghasilan bagi peternak.
2. Dianggap sebagai tabungan keluarga yang mudah sekali diuangkan kapan saja.
3. Sebagai sumber protein hewani, karena menghasilkan daging dan telur.
4. Dagingnya lebih disukai konsumen karena kelezatannya.
5. Telurnya mempunyai banyak khasiat sehingga dapat digunakan untuk jamu.
6. Kotorannya dapat dimanfaatkan untuk pupuk kandang.
7. Ayam kampung mempunyai daya adaptasi terhadap lingkungan yang cukup tinggi, khususnya terhadap bahan pakan lokal yang berkualitas rendah yang tersedia di pedesaan dengan kandang seadanya.
8. Ayam kampung dapat dijadikan hewan peliharaan terutama ayam kampung jantan yang mempunyai suara bagus.

C. Komposisi dan Nilai Gizi dari Telur dan Daging Ayam Kampung
Komposisi daging ayam kampung tidak jauh berbeda dengan komposisi daging ayam ras. Daging ayam kampung mengandung air 55,9 %, protein 18,2 gram, lemak 15-28 gram, dan energi sebanyak 215-302 kkal. Selain itu juga mengandung beberapa mineral, seperti kalsium 14 mg dan fosfor 200 mg serta vitamin yang baik untuk kesehatan manusia.



Adapun kandungan nilai gizi telur ayam kampung yang dapat dimakan dari 100 gram bahan yaitu:

Jenis zat Telur komplit Putih telur Kuning telur
Bahan yang dimakan (%) 90 100 100
Air (gram) 67.5 54.8 15.3
Bahan kering (gram) 23.32 6.9 15.6
Energi (cal) 152.4 26.7 128.3
Protein (gram) 11.7 6.7 4.9
Lemak (gram) 17.1 - 17.1
Kolesterol (gram) 0.42 - 0.42
Glukosa (gram) 0.3 0.2 0.1
Mineral (gram) 0.8 0.3 0.5



BAB III
SYARAT-SYARAT PEMELIHARAAN AYAM KAMPUNG


A. Kandang
1. Fungsi Kandang
Kandang mempunyai beberapa fungsi diantaranya:
a. Tempat berlindung ayam kampung dari angin, hujan, udara panas, dan dari binatang buas seperti musang.
b. Mempermudah dalam pengawasan terhadap aktivitas dan penyakit.
c. Mempermudah dalam pemberian pakan.
d. Tempat istirahat dan tidur.
e. Tempat bertelur.

2. Syarat Kandang yang Baik
Syarat kandang yang baik untuk beternak ayam kampung adalah sebagai berikut:
a. Kandang harus terpisah minimal 10 meter dari rumah pemeliharanya.
b. Lantai kandang lebih tinggi dari tanah agar selalu kering dan bersih. Kotoran dibersihkan secara periodik, demikian pula sarang laba-laba juga dibersihkan. Litter harus selalu kering dan diganti setiap akan melakukan peremajaan.
c. Kandang tidak lembab, tidak bocor, dan cukup memperoleh sinar matahari. Disarankan kandang membujur dari arah timur ke barat.
d. Sirkulasi udara baik, lancar, dan segar sehingga mampu mengusir bau busuk agar ayam kampung tetap sehat.
e. Kandang difumigasikan (dicuci hamakan) terlebih dahulu sebelum digunaksn.
f. Kandang diberi pagar agar ayam kampung tidak berkeliaraan keluar area kandang.

3. Faktor-Faktor yang Perlu Diperhatikan
Saat membangun kandang ayam kampung perlu diperhatikan beberapa faktor penting, antara lain:
a. Faktor teknis
Berkaitan dengan aspek teknis bangunan, meliputi konstruksi bangunan, bahan, dan tata letak bangunan.
b. Faktor biologis ternak
Berkaitan dengan aspek lingkungan dan respon ternak terhadap lingkungannya secara fisiologis yang akan dimanifestasikan dalam bentuk performa produksi.
c. Faktor ekonomis
Berkaiatan dengan aspek biaya dan efisiensi penggunaan bangunan.

d. Faktor sosial
Berkaitan dengan lokasi bangunan kandang yaitu di lingkungan padat penduduk atau lingkunga yang jarang penduduknya. Kandang sebaiknya dibangun di areal yang jauh dari pemukiman, paling tidak berjarak antara 50-100 meter dari rumah penduduk.
e. Faktor lingkungan
Dalam membangun kandang perlu memilih lokasi kandang yang dekat dengan jalan dan dekat dengan ketersediaan pakan dan sumber pakan. Ketenangan ayam kampung terhadap polusi suara juga perlu mendapat pertimbangan, jangan membangun kandang ayam kampong di tempat-tempat ramai.

4. Macam-Macam Kandang dan Perlengkapannya
Untuk beternak ayam kampung, ada beberapa jenis kandang yang digunakan yaitu:
a. Kandang indukan
Yaitu kandang yang terbuat dari bambu atau papan bentuk segi empat yang dilengkapi pemanas, lampu, tempat pakan, dan tempat minum. Kandang indukan digunakan untuk anak ayam umur 1 hari sampai 3 minggu.
b. Kandang postal atau kandang berlantai litter
Yaitu kandang dengan alas tanah yang dilapisi dengan campuran sekam padi, kapur, dan pasir. Kandang ini biasanya digunakan untuk pembesaran anak ayam kampung yang berumur 4 sampai 18 minggu.
1) Kelebihan pengggunaan kandang postal atau kandang lantai litter
a) Pengelolaannya mudah dan praktis sehingga lebih hemat tenaga dan waktu.
b) Lantai tidak mengakibatkan telapak ayam kampung luka dan mengeras.
c) Lantai kandang relatif tahan lama.
d) Litter yang telah mengalami dekomposisi menjadi sumber nutrien tambahan (vitamin, mineral, dan protein).
e) Setelah litter tidak terpakai, litter dapat digunakan sebagai pupuk organik yang baik.
2) Kelemahan penggunaan kandang postal atau kandang lantai litter
a) Konstruksi lantai kandang harus dibuat kuat.
b) Resiko ayam kampung terserang penyakit sangat tinggi.
c) Diperlukan tenaga dan waktu tambahan untuk pengelolaan litter secara periodik (meratakan dan membalik litter).
c. Kandang slot atau kandang panggung
Yaitu kandang dengan alas bambu atau kayu setinggi 0,5-1 meter dari tanah. Dinding dibuat dari ram bambu sehingga kotoran langsung turun ke tanah.

d. Kandang baterai
Yaitu kandang individual yang khusus digunakan untuk ayam betina dewasa untuk menghasilkan telur.
1) Kelebihan penggunaan kandang baterai
a) Meningkatkan produksi telur ayam kampong dan penggunaan pakan sangat efisien.
b) Memudahkan pengontrolan dan pencegahan penyakit.
c) Kapasitas dapat ditingkatkan karena kandang dapat disusun bertingkat.
d) Kotoran mudah dibuang.
2) Kelemahan penggunaan kandang baterai
a) Membutuhkan biaya sangat besar untuk perlengkapan dan peralatan kandang.
b) Ayam kampung mudah terluka dan telapak kaki ayam kampong mengeras sehingga ayam kampong kesakitan dan stress. Dampaknya produksi telur terganggu.
c) Tenaga dan waktu untuk pengelolaan meningkat (memberi makan, minum, dan membersihkan kotoran).

Kandang ayam kampung juga harus dilengkapi perlengkapan atau peralatan seperti tempat pakan, tempat minum, alat pemanas, alat penerangan, dan alat sanitasi atau kebersihan.

B. Pakan
Bahan pakan yang diberikan pada ayam kampung dibedakan menjadi 6 jenis yaitu:
1. Bahan pakan sumber energi
Bahan pakan umber energi mengandung karbohidrat relatif tinggi dibandingkan zat-zat makanan lainnya. Bahan pakan ini merupakan sumber utama atau bahan baku dengan jumlah terbesar tetapi harganya relatif murah. Bahan pakan yang termasuk bahan pakan sumber energi adalah jagung kuning atau putih, dedak jagung, dedak padi, beras atau nasi, dan ubi kayu.
2. Bahan pakan sumber protein
Bahan ini penting karena menentukan kualitas dan harga pakan. bahan pakan sumber protein harganya relatif lebih mahal dibandingkan bahan pakan sumber energi. Bahan pakan sumber protein dapat berupa bahan pakan sumber protein hewani, misalnya tepung ikan dan tepung daging. Selain itu bahan pakan sumber protein juga dapat berupa bahn pakan sumber protein nabati, misalnya tepung bungkil kedelai, tepung bungkil kelapa, dan bungkil kacang tanah.
3. Bahan pakan sumber vitamin
Bahan pakan ini merupakan bahan pakan yang tinggi kandungan vitaminnya, baik satu jenis vitamin atau lebih, sehingga disebut suplemen vitamin. Bahan pakan sumber vitamin berupa hijauan sehingga bahan tersebut juga berperan sebagai mineral. Yang termasuk bahan pakan sumber vitaman diantaranya kecambah, bayam, kangkung, daun lamtoro, rumput, singkong, dan daun turi.
4. Air minum harus dapat diperoleh secara bebas, bersih, dan tidak mengandung bahan-bahan yang membahayakan ayam kampung.




BAB IV
PENETASAN TELUR AYAM KAMPUNG


A. Seleksi Telur Ayam Kampung
Ayam kampung umumnya menghasilkan telur 10-20 butir telur per masa bertelur tetapi ada juga yang kurang dari itu.
Sebelum telur ditetaskan, telur ayam kampung harus diseleksi terlebih dahulu agar menghasilkan anak ayam yang mutunya bagus. Telur yang bagus ditetaskan berasal dari induk betina yang sudah pernah bertelur, yakni telur kedua atau ketiga, dan seterusnya. Selain itu, telur ayam kampung harus berasal dari induk yang sehat, produktif, dan dari hasil perkawinan dengan induk jantan yang baik.
Ukuran telur sebaiknya tidak terlalu besar karena jika telur yang terlalu besar akan sulit menetas. Sebaliknya, telur yang terlalu kecil akan menghasilkan anak ayam kampung yang kecil pula. Menurut peternak, telur yang bagus ditetaskan memiliki cirri-ciri bentuknya normal, kulitnya tidak terlalu tipis, halus dan tidak kasar, ukurannya sekitar 40-50 gram, dan umur telur kurang dari 7 hari dalam penyimpanan. Telur yang kulitnya kasar, kotor berbintik-bintik, atau retak, tidak layak ditetaskan.

B. Penetasan Telur
Penetasan telur ayam kampung dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara alami atau dengan mesin tetas.
1. Penetasan telur ayam kampung secara alami
Penetasan telur ayam kampung secara alami dilakukan oleh induknya sendiri atau dititipkan ke induk lain. Penetasan dengan cara dititipkan ke induk lain biasanya dilakukan agar induknya sendiri dapat menghasilkan telur lebih banyak. Pada penetasan telur ayam kampung secara alami, ayam hanya mampu mengerami 10-15 butir telur.
Induk ayam kampung yang akan mengeram biasanya mengeluarkan suara khas, kalau didekati orang bulunya tegak seolah-olah marah dan akan mendekam di dalam sarang sepanjang hari. Apabila peternak mengendaki penetasan telur ayam kampung oleh induknya maka telur yang sudah diseleksi diletakkan kembali di sarang agar dierami.
Pada waktu-waktu tertentu telur ayam kampung perlu didinginkan yaitu pada saat induk yang mengerami keluar dari sarangnya untuk makan atau minum.
2. Penetasan telur ayam kampung dengan mesin tetas
Penetasan telur ayam kampung dengan mesin tetas dilakukan bila telur yag akan ditetaskan jumlahnya banyak. Mesin tetas dengan kapaasitas kecil mampu mengerami 100 butir telur. Cara ini lebih menguntungkan karena dapat menghasilkan bibit dalam jumlah banyak pada saat yang bersamaan.
Penggunaan mesin tetas mudah dan praktis, apalagi jika menggunakan pemanas listrik. Setiap mesin tetas biasanya dilengkapi dengan alat pengotrol suhu yang bekerja secara otomatis dengan suhu yang dikehendaki. Penggunaan mesin tetas perlu memperhatikan suhu dan kelembabannya. Suhu yang digunakan dalam penetasan adalah 95-105° (35-40,5° C) sedangkan kelembabannya optimalnya 50-60 %. Jika kelembabannya kurang maka anak ayam kampung yang dihasilkan akan kecil dan lemah karena mengalami dehidrasi, sebaliknya jika kelembabannya melebihi 50-60% maka anak ayam kampung yang dihasilkan akan berukuran besar.
Pada waktu-waktu tertentu telur ayam kampung dalam mesin tetas perlu didinginkan, yakni sehari sekali sekali selama 10-15 menit. Pendinginan dilakukan dengan cara membuka pintu ruang penetasan.
Telur yang ditetaskan umumnya akan menetas dalam waktu 20-21 hari. Pada hari ke-21 telur ayam kampung akan menetas dan keluar dari cangkangnya, sebaiknya anak ayam kampung tidak langsung dikeluarka dari mesin tetas, tetapi menunggu sampai bulu badannya kering.
Apabila waktu menetasnya tidak bersamaan, anak ayam kampung yang sudah menetas bisa diambil dan ditempatkan di dalam boks atau kandang indukan. Tetapi jika ada telur belum menetas, tunggu 12 jam sejak telur pertama menetas lebih dari itu anak ayam kondisinya lemah dan tidak baik untuk dipelihara.

Anak ayam kampung yang baru menetas ada yang sehat dan ada juga yang cacat. Cirri-ciri anak ayam kampung yang sehat diantaranya mata bersinar, bulu halus dan kering, tidak ada kotoran yang menempel di anus, dan gerakannya lincah, sedangkan anak ayam kampung yang cacat fisik yaitu kaki bengkok, gerakannya lambat, jumlah jarinya tidak normal (kurang), dan paruh bengkok.



BAB V
KENDALA BETERNAK AYAM KAMPUNG


Dalam beternak ayam kampung, ada kendala yang perlu diperhatikan dan diatasi yaitu:
1. Kendala dari Sisi Ayam Kampung
Kendala ini menyangkut masalah pembawaan (genetik) dari ternaknya (ayam kampung) yang meliputi laju pertumbuhan yang lambat, produksi telur sedikit, adanya sifat mengeram dan mengasuh anak sehingga membutuhkan waktu relatif lama bertelur kembali, fertilisasi dan daya tetas yang rendah serta kematian tinggi.
2. Kendala dari Sisi Peternak
Kendala ini meliputi potensi dan kemampuan individu untuk beternak, maupun dinamika kelompok. Kendala yang menghambat perkembangan ayam kampung dari sisi peternak yaitu tindakan yang menyebabkan penurunan produksi dan reproduksi ayam kampung. Kendala dari sisi peternak antara lain motivasi pemeliharaan ayam kampung yang belum mengarah ke ekonomi yang efisien, pengetahuaan tentang penglolaan reproduksi dan pembibitan masih rendah, masih terjadi pengrusakaan bibit karena peternak justru menjual ayam kampung yang baik agar mendapatkan nilai tukar rupiah yang tinggi, sehingga sulit untuk mendapatkan bibit ayam kampung dalam jumlah besar dan belum ada pedoman kebutuhan baku tentang pakan ayam kampung.

Selain kendala di atas, ada kendala lain yaitu saat bulan agustus sampai oktober, ayam kampung sering terserang penyakit, misalnya mencret (berak kapur, berak darah, maupun berak hijau), dan pilek ayam yang mempunyai gejala sebagai berikut kepala membengkak, hidung mengeluarkan lendir kental dan lengket yang berbau busuk, nafsu makan menurun serta anak ayam sering dimakan hewan misal musang.


BAB VI
PENUTUP


A. Simpulan
1. Ayam kampung merupakan jenis ayam asli Indonesia yang sering dipelihara oleh masyarakat desa.
2. Ayam kampung merupakan salah satu hewan ternak yang bermanfaat bagi manusia karena daging dan telur ayam kampung mengandung gizi yang tinggi.
3. Yang harus diperhatikan dalam beternak ayam kampung diantaranya faktor kandang, pakan, serta penetasan telur ayam kampung.
4. Penetasan telur ayam kampung dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara alami dan dengan menggunakan mesin tetas.
5. Beternak ayam kampung mempunyai beberapa kendala diantara kendala dari sisi ternak dan kendala dari sisi peternak.

B. Saran
1. Jika ingin beternak ayam kampung, sebaiknya mengetahui pedoman-pedoman beternak ayam kampung agar dapat menghasilkan produksi yang lebih optimal.
2. Apabila ingin menetaskan telur ayam kampung, sebaiknya pilih telur ayam kampung yang tidak retak, kulitnya tidak terlalu tipis, halus dan tidak kasar,dan bentuknya normal.
3. Pada penetasan telur ayam kampung dengan mesin tetas, sebaiknya anak ayam kampung yang baru menetas jangan langsung diambil dari mesin tetas, tetapi tunggu hingga bulunya kering.
4. Peternak harus sering memeriksa keadaan ternaknya.



DAFTAR PUSTAKA


Redaksi Trubus. 2001. Membibitkan Ayam Unggul. Jakarta: Penebar Swadaya.

Suprijatna, Dr. Edjeng, dkk. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Jakarta: Penebar Swadaya.

Yuwanta, Tri. 2007. Beternak Ayam Buras. Yogyakarta: Citra Aji Parama.



SURAT KETERANGAN SURVEI


Yang bertanda tangan di bawah ini:
nama : Rusmadi
alamat : Desa Tumbal RT 01 RW 03 No. 15 Comal Pemalang 52363
menerangkan dengan sebenarnya bahwa:
nama : Lela Iman Ningrum
kelas : XII PSIA 4
sekolah : SMA NEGERI 1 PEMALANG
telah menyelesaikan penelitian/obsevasi guna menyusun karya tulis dengan judul Beternak Ayam Kampung di Desa Tumbal Kecamatan Comal, tanggal 13 sampai 15 Agustus 2008 sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2008/2009.
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana perlunya.


Pemalang, 16 Agustus 2008

Mengetahui,


Rusmadi